2 Januari 2015

Tips Menjaga Kestabilan Rumah Tangga

Umumnya orang menginginkan kehidupan rumah tangga yang bahagia, tenteram, dan sejahtera. Jauh dari percekcokan dan konflik antara anggota keluarga (suami, istri, dan anak).

Menjaga agar rumah tangga selalu sakinah, mawaddah, warohmah memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Setiap proses interaksi dan komunikasi kedua belah pihak dalam perjalanan panjang sangat menentukan. Apa yang dilakukan suami akan dipersepsi oleh istri. Begitu pun sebaliknya, apa yang dikerjakan istri, akan menentukan persepsi sang suami kepadanya. 

tips rumah tangga stabil harmonis
sumber


Setiap peran diharapkan bisa berjalan seimbang. Suami dan istri masing-masing memiliki tugas dan peran masing-masing yang harus senantiasa dijaga kestabilan dan keharmonisannya. Meski saling mencintai satu sama lain, tidak mesti rumah tangga akan bebas dari yang namanya masalah atau konflik. Bagaimana mungkin dua kepala dalam satu rumah bisa selalu akur? Yang satu ingin ini, yang lain ingin itu. 

Benturan-benturan konflik bisa mewarnai kehidupan rumah tangga dan itu adalah wajar saja. Asalkan suami dan istri saling menyadari dan memahami satu sama lain, potensi konflik bisa diminimalkan.


Tips Menjaga Kestabilan Rumah Tangga

1. Komunikatif

Baik pihak suami maupun istri harus selalu menjaga untuk berinteraksi dan berkomunikasi seefektif mungkin. Komunikasi dilakukan untuk saling mengenali kepribadian masing-masing sehingga akan timbul berikut ini.

2. Saling memahami

Memahami kebiasan masing-masing menjadi poin penting karena ini akan menentukan besar-kecilnya potensi konflik dalam kehidupan rumah tangga. Suami yang suka kerapian, akan cenderung kurang kerasan di rumah jika istri malas menata, malas beres-beres, dapur kotor, pakaian bertumpukan, dan rumah semrawut bak kapal pecah. Namun jika suatu hari, suami melihat rumah dalam keadaan semrawut padahal di hari-hari sebelumnya rumah selalu dirapikan dengan baik oleh sang istri, maka jangan dulu berprasangka buruk. Tanyakan baik-baik pada sang istri, apakah dia sedang sakit? sedang kurang enak badan? atau tanyakan apa yang sedang terjadi. 

Jangan buru-buru mendamprat dengan emosi saat melihat rumah “kacau”. Suami harus mengenali karakter istri, apakah dia seseorang yang rajin sebelumnya, mengapa mendadak jadi berubah? Tentu ada sesuatu. Nah, gali dengan cara yang lebih rileks agar istri bisa mengungkapkan masalahnya.

3. Sabar dengan Kekurangan Pasangan

Semua orang tentu paham bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Setiap kelemahan menjadi hal yang acapkali membuat diri seseorang mendadak emosi, sentimentil, rendah diri, dan ‘fragile’.

Untuk menutupi kelemahan diri kadang seseorang mencari-cari kelemahan orang lain. Tidak! Jangan pernah membongkar kelemahan dan mengungkit kelemahan orang lain apalagi terkait pasangan kita. Suami dan istri harus saling menjaga rahasia antara mereka berdua dari orang lain. Jangan sampai aib-aib rumah tangga bocor meluber hingga orang-orang sekampung tahu.

Kekurangan yang ada pada pasangan jika memungkinkan untuk diubah maka lakukanlah. Misalnya suami kurang bisa melakukan pekerjaan memperbaiki rumah seperti membetulkan genting yang bocor, atau kurang cekatan dalam membetulkan pipa ledeng yang rusak. Maka istri bisa membantu suami dengan memberikan referensi terkait urusan tersebut. Apalagi info di internet sudah semakin mudah diakses. Jika ternyata sudah dicoba, namun tetap gagal. Maka, tidak perlu menyalahkan suami atas kegagalannya. Jika memang terpaksa, minta tolong kerabat atau menyewa jasa orang lain. Ikhlaskan saja sejumlah uang, asalkan rumah tangga tetap tenteram.
Load disqus comments

0 comments