18 Januari 2015

Dear Ibu, Sudahkah Kebutuhan Protein si Kecil Dihitung dengan Seksama?

Sebagai seorang ibu dengan anak batita, aku berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik untuk pemenuhan gizi seimbang. Karena masih awam dalam masalah pergizian dan selama ini takaran makanan bernutrisi dalam menu makanan yang kuberikan pun cuma berdasarkan “feeling” semata, aku merasa belum yakin bahwa makanan yang kuberikan untuk si kecil benar-benar sehat dan tepat.

source: healthtipsx.com



Akhirnya aku mencoba untuk mencari tahu tentang pemberian gizi seimbang agar tumbuh kembang anakku bisa optimal. Berdasarkan hasil googling di sana-sini, akhirnya aku menyadari bahwa menyusun menu makanan untuk batita itu sangat penting dilakukan dengan seksama.

Pasalnya anak berusia balita dan batita sudah mulai makan makanan seperti orang dewasa, namun karena masih kecil, mereka bisa dibilang “pasif” sehingga untuk makan pun mereka butuh bantuan orang tua. Mulai dari urusan gizi dan nutrisi, cara penyajian yang pas, takaran/ porsi yang diberikan dan berapa kali dalam sehari, kebersihan makanan dan alat makan, hingga bahaya yang mungkin timbul saat makan (tersedak, muntah, dll).

Tidak seperti bayi yang bisa tercukupi kebutuhannya hanya dengan minum ASI eksklusif, maka balita dan batita perlu diajak bereksplorasi dengan makanan. Pilih yang sehat (bukan jajanan kimia), makanan dengan tekstur dan warna yang variatif, dan sesuai dengan menu makan bergizi lengkap seimbang.

Pentingnya Makan Makanan Berprotein untuk Anak

Makanan dengan protein tinggi adalah satu yang sangat penting diberikan pada anak-anak dalam periode golden age-nya. Karena protein berfungsi sebagai zat pembangun yang sangat penting perannya bagi tubuh anak-anak kita. Bahkan kecerdasan anak juga dipengaruhi oleh asupan makanan berprotein yang biasa diberikan. Selain itu manfaat penting lainnya dari protein adalah untuk mensintetis jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan.

Protein bisa ditemukan di berbagai variasi makanan. Mulai dari ikan, daging merah, susu, keju, dan telur. Selain itu bahan makanan yang mengandung protein juga bisa ditemukan pada tumbuhan yakni gandum, buncis, kacang-kacangan, tempe, dan sayur-sayuran.

Menghitung Kebutuhan Protein Balita

Dilansir dari blognya dr.Suparyanto, kebutuhan energi balita adalah 75 hingga 90 kalori per kg berat badan. Sekitar 10-20 persen dari total energi tersebut harus dalam bentuk protein.

Artinya jika anakku memiliki berat badan 10 kg X 80 kalori maka total kebutuhan energinya adalah 800 kalori.

Sehingga kebutuhan protein si kecil adalah (10% hingga 20 %) x 800 yakni sekitar 80 hingga 160 kalori.

Jika dalam 1 gram protein terdapat 4 kalori, maka kadar proteinnya sekitar 20 hingga 40 gram dalam bentuk bahan makanan.

Ribet ya, harus menimbang makanan berprotein dengan kalkulasi semacam ini dalam bentuk menu makanan? Wah, ini hal baru buatku sejujurnya. Tapi kalau memang ini penting untuk tumbuh kembang si kecil? Mengapa nggak?

Mereka kan nantinya menjadi generasi penerus bangsa. Jika kita tidak mau repot menjaga anak-anak kita sedari kecil, apa yang bisa kita harapkan jika dewasa nanti?



sumber:
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-menu-seimbang.html
http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
http://akperpoltekes.blogspot.com/



Load disqus comments

0 comments