12 Mei 2015

Menjaga Hubungan Persahabatan. Sulitkah?

“Friends are the family we choose for ourselves.”

- Edna Buchanon

Punya sahabat sejati? Bersyukurlah jika punya. Memiliki sahabat seperti ini sangat berharga karena banyak dampak positif dihasilkan dari hubungan yang sehat bersamanya. Tak heran, itulah yang membuat sahabat sahabat sejati susah dicari.

Menariknya ada riset yang menyatakan bahwa menjalin persahabatan yang sehat bisa membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental.

Namun demikian tidak semua orang layak dijadikan sahabat. Mengapa? Karena sahabat adalah orang yang mendapat banyak investasi dari kita. Kita punya waktu untuk mendengar curhatnya lebih dari orang lain, kita mendengar nasihatnya saat kita sedang ada masalah, kadang kita pun menjadikan keberadaan lebih berharga daripada bersama orang lain. Semua yang kita habiskan untuk menjaga hubungan yang baik dengannya membutuhkan pengorbanan yang melibatkan emosi, waktu, tenaga, bahkan materi. Jadi, peranan sahabat jelas lebih mendapat "priviledge" dibandingkan orang lain. Maka, selektiflah dalam memilih sahabat.

Bila ternyata kita sudah memiliki sahabat atau "calon sahabat" yang baik, maka tidak ada salahnya untuk menguji mereka. Seberapa layakkah ia dijadikan teman/ sahabat?

Kembali ke judul artikel ini: Menjaga Hubungan Persahabatan. Sulitkah?

Jawabnya, tergantung. Bagamana kita dan yang bersangkutan memandang makna hubungan itu sendiri. Namun sebenarnya saat kita punya satu saja orang yang layak dijadikan sahabat, maka itulah saatnya kita perlu menjaganya dengan sebaik mungkin.

Beberapa hal di bawah ini adalah informasi terkait cara mempererat hubungan persahabatan. Info ini sengaja kurangkum dari berbagai sumber untuk memudahkan kita dalam mempraktekkan hal ini setiap saat.

Cara mempererat hubungan persahabatan:

1. Sampaikan dengan Jujur

Kejujuran bagiku adalah salah satu hal yang teramat penting. Itulah mengapa aku meletakkan ini di tempat pertama. Hubungan persahabatan yang dibangun dengan kejujuran mungkin lebih terlihat naik-turun karena kadang jujur itu menyakitkan.

Ya, memang. Aku sudah menjalani hal yang menyakitkan akibat berkata jujur dengan teman sendiri. Tapi dari situ kita bisa menilai, apakah ia menginginkan kejujuran sebagai pondasi atau ia lebih suka hidup dalam "zona aman" yang penuh dengan kepalsuan dan kebohongan?

Dengan berani berkata jujur terhadap teman, kita bisa memberikan penjelasan tentang sudut pandang kita dan dari situ kita bisa berharap bahwa ia juga akan menyampaikan sudut pandangnya dengan jujur. Seseorang kadang luput menilai diri sendiri, tapi orang lainlah yang kadang bisa melihat dengan jeli kesalahan kita. Di sinilah peran penting kejujuran dalam persahabatan.

Teman/sahabat yang baik yang mau terang-terangan memberitahukan letak kesalahan kita dan mau menjelaskan situasi yang kita alami dengan baik menunjukkan bahwa ia ingin agar kita tidak terkena dampak negatif dari perbuatan kita sendiri. Orang-orang ini menjadi "alarm" yang baik untuk kehidupan sosial kita, dan feedback mereka yang berharga tidak boleh disia-siakan.

2. Menyadari Tak ada Seorang pun yang Sempurna

Jangan terlalu berekspektasi berlebihan dengan sahabat yang kita miliki. Mereka bisa saja berbuat kesalahan dan itu wajar. Kita pun tentu juga punya kesalahan, bukan?

Penting sekali untuk berusaha menunjukkan kesalahan sahabat kita dengan cara yang terbaik. Mereka juga manusia yang kadang memiliki ego di atas rata-rata. Salah bicara, bisa memperburuk hubungan. Saat itulah kita perlu belajar untuk mengkomunikasikan apa yang perlu disampaikan dengan cara yang sopan, tidak terlalu nge-judge, emosional, dll.

Begitu pun sebaliknya, saat teman/ sahabat kita menunjukkan kesalahan kita, cobalah untuk tenang dan berpikir dengan jernih. Jika memang ada kebenaran pada apa yang disampaikan, terimalah dengan lapang dada, dan jangan ragu meminta maaf. Jika memungkinkan beritahukan masalah yang sedang dihadapi kepadanya, untuk membuatnya paham dan berempati dengan keadaan kita.

3. Berbuat Baik kepada Sahabat Kita

Teman/ sahabat yang baik tidak lupa untuk berterima kasih. Memberikan hadiah kecil berupa makanan kesukaan, benda-benda yang dikoleksi, atau sekedar mentraktir bakso di warung kaki lima langganan sahabat kita bisa menjadi "kado persahabatan" yang berharga.

Kita terkadang lupa dengan bentuk perhatian semacam ini apalagi kepada orang yang sudah sangat dekat dengan kita. Bukankah sahabat ini yang sering membuat kita nyaman? Bukankah keberadaan mereka selama ini ikut mewarnai hari-hari kita? Susah senang bersama, mengalami hal-hal konyol bersama, mereka layak mendapat perhatian lebih dari sekedar ucapan terima kasih.

Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa kejutan kecil untuk sahabat kita kadang tidak selalu disukai oleh orang yang bersangkutan. Kenali apa yang disukai dan tidak disukai oleh sahabat kita, agar kita tidak merusak persahabatan hanya karena kita "kurang riset" dengan hal-hal yang disukai/dibenci sahabat.

4. Membalas Kebaikan Sahabat Kita

Sejalan dengan no.3, kita perlu membalas kebaikan yang sudah diberikan sahabat kita. Selalu ingat bahwa hubungan apapun membutuhkan timbal balik. Terkadang balasan itu tidak selalu menyangkut materi. Kita bisa membalas kebaikan mereka dengan menjadi teman yang baik, memberikan support saat ia merasa down, dan senantiasa ada saat ia butuh orang di sisinya.

Bahkan tidak menyakiti hati sahabat, itu termasuk kebaikan. Ingatlah untuk selalu menjaga rahasianya jika apa yatng pernah disampaikannya termasuk hal privat (bahkan saat sahabat kita lupa meminta kita untuk merahasiakan hal itu). Sangat penting untuk menjadi orang yang dipercaya ketika kebanyakan orang saat ini banyak yang terbiasa berdusta.

5. Realistis saat Berkonflik

Menjadi orang yang realistis dalam persahabatan juga penting. Kita perlu juga menyadari bahwa konflik pun bisa menimpa siapa pun, termasuk dalam persahabatan yang sudah sangat lama.
Saat konflik tidak terhindarikan, upayakan menempuh jalur yang menuju win-win solution (yang menuju ke arah penyelesaian konflik tersebut). Mendiamkan masalah tidak akan membuat masalah menjadi hilang, justru yang terjadi adalah fenomena gunung es yang semakin bertumpuk.

Bicarakan masalah dengan sahabat dan sampaikan apa yang kita rasakan untuk membuatnya mau berempati dengan kita. Sebaliknya, ajaklah ia menyampaikan apa yang ia rasakan, agar kita bisa berempati dengan keadaannya. Mengkomunikasikan masalah untuk mencari jalan keluar yang realistis perlu dilakukan agar konflik tidak berlarut-larut.

Demikianlah, persahabatan yang semakin lama butuh pengorbanan yang semakin besar. Kita perlu untuk tumbuh dewasa bersama-sama.


Have a nice day




sumber:
-https://www.psychologytoday.com/blog/compassion-matters/201301/5-ways-maintain-lifelong-friendships).
- Makalah Kuliah: Maintaining Friendship
Load disqus comments

1 comments: