Saya sendiri bersyukur saya tinggal di Indonesia. Sebuah negara yang kaya dengan sumber bahan makanan yang variatif dan bergizi tinggi. Mulai buah-buahannya yang termasuk tipe buah tropis dan eksotis, hingga rempah-rempah yang banyak diolah menjadi makanan daerah atau jamu untuk kesehatan.
Begitu suburnya Indonesia, membuat saya selalu tertarik untuk mencicipi masakan khas tiap daerah. Menurut saya hal itu sangat menarik, karena makanan dibuat dengan metode yang berbeda satu sama lain. Sebut saja sayur asem ala Jakarta berbeda sekali dengan sayur asem ala Jawa tengah atau Jawa Timur. Lalu Soto Lamongan yang beda dengan Soto Madura. Setiap daerah membawa keunikan tersendiri mulai dari pemilihan bahan, rempah yang digunakan, cara memasak, hingga penyajian dan topingnya.
Melihat beragam kuliner Indonesia yang sangat variatif ini membuat saya senang dan bersyukur sekali. Bahkan saat ini sudah banyak dari kalangan akademisi dan peneliti yang bergerak untuk membuat makanan dari bahan alternatif. Misalnya dengan memanfaatkan sumber makanan pokok selain beras (jagung, singkong, ketela pohon, dll) menjadi makanan yang dikreasikan secara baru sehingga publik lebih mudah menerima. Dengan demikian ketergantungan pada salah satu sumber bahan makanan pokok lambat laun bisa dikurangi.
Meski begitu ternyata banyak yang bilang masakan Indonesia terlalu berbumbu. Menurut saya pribadi sih, kalau bumbu yang diolah menggunakan asli dari alam, ya tentu tidak mengapa. Masalahnya akan beda jika makanan dibuat dari bahan kimia atau zat tambahan makanan kimia seperti pengawet, pemanis, penyedap rasa (MSG), dll.
Kita harus selalu selektif. Bagaimana pun juga makanan yang dipilih hendaknya memenuhi unsur-unsur berikut:
1. Higienis/ bebas dari kuman penyakit atau zat yang mengganggu kesehatan
2. Bergizi. Memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin yang cukup.
3.Berkecukupan. Sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan umur dan kondisi tubuh.
4. Cara memasaknya tepat. Tidak membuat zat-zat makanan yang penting hilang saat terkena panas.
5. Mudah dicerna
6. Suhu penyajian tepat.
Di masa depan harapan saya, simpel saja. Saya berharap bahwa setiap orang di Indonesia merasakan hal yang seperti yang saya rasakan. Bisa menikmati aneka macam masakan Indonesia yang bergizi tentunya. Sehingga kasus-kasus anak yang kurang gizi, kelaparan, busung lapar, dan lainnya bisa berkurang drastis.
referensi: http://www.kerjanya.net/faq/10663-makanan-sehat.html
---
#10HariNonstopNgeblogGizi untuk LOMBA BLOG HARI GIZI NASIONAL 2015
1 comments: